Menjejakkan kaki di Kabupaten Kepulauan Sula merupakan pengalaman yang sangat berarti bagi penulis. Perjalanan melelahkan kurang lebih 14 jam menggunakan kapal laut dari Pelabuhan Ternate ke Pelabuhan Sanana seketika terbayar mendapati pulau yang menjadi tujuan begitu indah dan menyimpan potensi perikanan yang cukup melimpah. Di sepanjang perjalanan laut, kami disuguhi atraksi sekelompok lumba-lumba yang berenang dan meloncat indah di Laut Maluku. Cuaca pada saat itu juga mendukung untuk menikmati perjalanan laut yang cukup panjang.
Secara geografis, Kabupaten Kepulauan Sula marupakan salah satu kabupaten di Provinsi Maluku Utara yang terletak antara 01031’-02033’ Lintang Selatan dan 124006’- 126036’ Bujur Timur di mana di sebelah utara dibatasi oleh Laut Maluku, sebelah timur Laut Seram, sebelah selatan Laut Banda dan sebelah barat Kabupaten Pulau Taliabu. Moda transportasi pilihan menuju Pulau Sula dapat dilakukan melalui perjalanan laut dan udara. Jadwal pesawat udara dari Bandara Baabullah Ternate ke Bandara Emar Malamo, Sanana baru melayani penerbangan 2 kali seminggu, itu pun harus jauh-jauh hari booking pesawat karena permintaan yang cukup tinggi sementara seat yang disediakan terbatas.
Pulau-Pulau Kecil
Sesuai dengan namanya, Kabupaten Kepulauan Sula memiliki kurang lebih 22 pulau di mana terdapat tiga pulau diantaranya yang cukup besar yaitu Pulau Mangoli (1.211 km2), Pulau Sulabesi (534 km2) dan Pulau Lifumatola (31 km2). Menariknya, dari 22 pulau yang ada, hanya 17 pulau yang memiliki nama.
Daftar Nama Pulau-Pulau di Kabupaten Kepulauan Sula
No |
Nama |
Luas (Ha) |
1 |
P. Mangoli |
121.131 |
2 |
P. Sulabesi |
53.362 |
3 |
P. Lifumatola |
3.128 |
4 |
P. Tabulu |
708 |
5 |
P. Ipa |
160 |
6 |
P. Koro |
101 |
7 |
P. Kena |
85 |
8 |
P. Nofanini |
58 |
9 |
P. Liku |
45 |
10 |
P. Menceri |
21 |
11 |
P. Dodoku |
16 |
12 |
P3 |
8 |
13 |
P. Sambiki |
7 |
14 |
P6 |
6 |
15 |
P. fatbelanda |
5 |
16 |
P4 |
4 |
17 |
P1 |
3 |
18 |
P5 |
2 |
19 |
P. Pagama |
2 |
20 |
P2 |
1 |
21 |
P. Fatsahat |
1 |
22 |
P. Fattabob |
1 |
Sumber: DKP Kabupaten Kep. Sula |
Kondisi geografis yang berbentuk kepualauan menjadikan Kabupaten Kepulauan Sula kaya akan ekosistem pesisir seperti mangrove, terumbu karang dan padang lamun. Beberapa objek wisata pantai yang wajib dikunjungi antara lain Pantai Wa Ipa, Selat Capalulu, Pulau Pagama, Pantai Manaf dan Teluk Paslal.
Sumberdaya Perikanan
Berdasarkan catatan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kepulauan Sula, potensi perikanan tangkap Kabupaten Kepulauan Sula mencapai 33.061 ton/tahun (ikan pelagis) dan 16.876 ton/tahun (ikan demersal).
Kondisi geografis yang berbentuk kepualauan menjadikan Kabupaten Kepulauan Sula kaya akan ekosistem pesisir seperti mangrove, terumbu karang dan padang lamun. Beberapa objek wisata pantai yang wajib dikunjungi antara lain Pantai Wa Ipa, Selat Capalulu, Pulau Pagama, Pantai Manaf dan Teluk Paslal.
Sumberdaya Perikanan
Berdasarkan catatan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kepulauan Sula, potensi perikanan tangkap Kabupaten Kepulauan Sula mencapai 33.061 ton/tahun (ikan pelagis) dan 16.876 ton/tahun (ikan demersal).
Produksi Perikanan Tangkap (Ton)
JENIS IKAN |
2011 |
2012 |
2013 |
Cakalang |
3.371,7 |
3.321,0 |
3.111,2 |
Madidihang |
1.360,5 |
1.476,3 |
1.454,5 |
Tuna |
823,1 |
854,2 |
963,9 |
Tongkol |
889,2 |
903,3 |
893,2 |
Layang |
2.071,1 |
2.072,1 |
886,1 |
Teri |
851,7 |
854,1 |
780,2 |
Julung-julung |
129,3 |
131,4 |
547,9 |
Kembung |
199,3 |
198,3 |
209,3 |
Kakap |
94,4 |
91,6 |
119,6 |
Kerapu |
87,8 |
86,9 |
82,3 |
Tengiri |
43,1 |
45,2 |
51,9 |
Cumi-cumi |
22,9 |
24,9 |
25,3 |
Jumlah |
9.944,2 |
10.058,5 |
9.124,5 |
Sumber: DKP Kabupaten Kep. Sula
Dari tabel di atas terlihat bahwa ikan cakalang merupakan jenis ikan yang paling banyak tingkat produksinya diikuti oleh jenis ikan layang, dan madidihang. Umumnya, jenis alat tangkap yang digunakan nelayan Sula masih tradisional dalam skala kecil seperti pancing, purse seine, gill net dan bagan.
Jenis ikan lainnya yang banyak ditangkap nelayan Kabupaten Kepulauan Sula adalah ikan tuna yang termasuk dalam jenis ikan yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Berdasarkan informasi, hasil tangkapan ikan tuna hampir seluruhnya di jual ke luar daerah untuk kebutuhan bahan baku Unit Pengolahan Ikan (UPI).
Konsumsi Ikan
Masyarakat yang tinggal di daerah kepulauan dengan sumberdaya ikan yang tinggi biasanya dicirikan dengan tingkat konsumsi ikan masyarakat yang tinggi. Konsumsi ikan di Kabupaten Kepulauan Sula dari hasil olahan data SUSENAS oleh Ditjen P2HP menunjukkan adanya kenaikan 2% per tahun dari 47,69 Kg/Kapita pada tahun 2012 menjadi 49,62 Kg/Kap pada tahun 2014. Sementara itu, total serapan ikan pada periode 2012 - 2014 mengalami kenaikan yaitu masing-masing sebesar 4.262 ton, 4.468 ton dan 4.636 ton.
Statistik konsumsi ikan tahun 2014 menunjukkan masyarakat Kabupaten Kepulauan Sula paling banyak mengkonsumsi jenis ikan Tuna, Tongkol dan Cakalang Segar yaitu sebesar 19,20 kg/kap atau 38,69% diantara jenis ikan lainnya.
Pemasaran Tuna Loin
Sentra produksi perikanan di Kabupaten Kepulauan Sula berada di Jalan Nelayan, Kecamatan Sanana Utara. Di wilayah itu terdapat sekitar 7 orang pedagang pengumpul ikan tuna yang produksinya mencapai 14-20 ton per hari dengan kapasitas rata-rata produksi masing-masing pengumpul sebesar 2-3 ton per hari. Ikan tuna hasil tangkapan nelayan Sula dikumpulkan kemudian di jual ke unit pengolahan ikan di Manado dan Ambon. Dua diantara tujuh orang pedagang pengumpul yang kami wawancarai yaitu Bapak Hardi (tujuan pasar ke Manado) dan Ibu Fatma (tujuan pasar ke Ambon).
Ikan tuna hasil tangkapan nelayan Sula sekitar 70-80% masuk ke dalam kategori grade A-B di tingkat nelayan dihargai sekitar Rp63.000/kg, grade C dihargai Rp60.000/kg dan grade lokal Rp15.000/kg. Ikan yang ditampung oleh pengumpul umumnya sudah dalam bentuk tuna loin di mana nelayan melakukan penanganan dan pengolahan ikan tuna menjadi loin di atas kapal untuk mengurangi risiko ikan rusak dan harga turun. Pengiriman ikan tuna ke Manado dan Ambon dilakukan melalui kapal penumpang yang sandar di pelabuhan Sanana. Ikan tuna loin yang akan dikirimkan ke unit pengolahan ikan baik di Manado dan Ambon sebelumnya dikemas menggunakan plastik vacuum kemudian dilapisi es dan dimasukkan dalam box styrofoam. Jadwal kapal penumpang dari pelabuhan Sanana menuju Manado 4 kali dalam seminggu, sementara itu jadwal kapal menuju Ambon 2 kali dalam seminggu dengan biaya pengiriman melalui kapal penumpang sebesar Rp50.000/box. Berat bersih tuna loin per box styrofoam sekitar 75 kg.
Pedagang pengumpul yang kami wawancarai menuturkan bahwa secara potensi penangkapan tuna di Kabupaten Kepulauan Sula cukup besar, namun terkendala pada permodalan, kapasitas penyimpanan tuna yang terbatas dan kurangnya pasokan es. Kemampuan ruang penampungan sederhana masing-masing pedagang pengumpul berbeda-beda antara 3-5 ton per hari. Pasokan es saat ini masih mengandalkan es produksi rumahan (kulkas) dengan harga Rp2.000/bungkus. Keberadaan pabrik es milik pemerintah yang berlokasi di PPI Wainin berada cukup jauh dari pemukiman nelayan sehingga kurang efisien bagi nelayan dan pedagang pengumpul yang membutuhkan es dalam jumlah banyak dan cepat.
Ikan Julung Asap
Provinsi Maluku Utara dikenal memiliki ragam kuliner lezat yang berbahan baku ikan seperti papeda kuah ikan, gohu ikan, nasi kuning ikan dsb. Jika berkesempatan mengunjungi Kab Kepulauan Sula, kuliner lainnya yang wajib dicicipi adalah ikan julung-julung asap. Sentra pengolahannya berada di Desa Waibago. Terdapat 3 orang pengolah ikan asap julung-julung di Desa Waibago, salah satunya adalah Bapak Guntur (Hp. 081340574496). Dalam 1 hari saat musim ikan julung-julung yang ditangkap bisa mencapai 20 ton/hari yang apabila diolah menjadi 7 ton ikan julung-julung asap. Produk hasil olahan ikan julung-julung dari Desa Waibago sebagian besar dijual ke Manado dengan harga Rp150.000/ikat yang terdiri dari 21-22 ekor per ikat.
- Sa'dilah Fauzi -
- 16 kali dibaca